Kamis, 01 November 2018

TANTANGAN PEKERJA DI ERA DIGITAL

Salah satu tantangan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia terkait persaingan di era digital, atau apa yang disebut dengan revolusi industri 4.0. “Digitalisasi teknologi telah mengubah karakter industri dan pekerjaan. Banyak industri yang hilang karena tak mampu beradaptasi dengan teknologi digital, meski pada saat yang sama, teknologi digital juga menghadirkan banyak industri baru,” ujar Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri. Menghadapi perkembangan ini, Menaker mengajak masyarakat untuk terus melakukan leraning, doing dan working mejadi sesuatu yang harus terus dilakukan sepanjang hayat, baik oleh industri maupun pekerja. “Konsep human resource juga berubah. Sebelumnya, SDM dipahami secara terbatas sebagai tenaga kerja (tenaga dan kerja), kini terjadi pergeseran, SDM harus berbasis pengetahuan yang di dalamnya mensyaratkan kreativitas dan inovatif,” kata Menaker Hanif.

Baca Juga : Genset Perkins untuk Hotel dan Resort



 Untuk menghadapi perkembangan industri digital ini, Kementerian Ketenagakerjaan pada Juni 2018 lalu me-launching Innovation Room di Kantor Kemnaker, Jakarta. Innovation Room adalah tempat yang diikhtiarkan untuk memfasilitasi komunitas angkatan kerja muda kreatif-inovatif. “Langkah ini merupakan salah satu terobosan Kementerian Ketenagakerjaan untuk membantu pengembangan digital skill di Indonesia dan untuk menumbuhkan creativepreneurship di kalangan anak-anak muda,” kata Hanif. Pada acara launching Ruang Inovasi yang dihadiri kaum muda itu, Menaker Hanif mendorong kalangan muda untuk mengembangkan inovasi masing-masing. “Tantangan berubah, cara meraih kemenangan juga harus berubah. Jika untuk merebut kemerdekaan, para founding father bangsa memekikkan merdeka atau mati, kini, untuk memenangkan persaingan global di era digital, maka harus digelorakan semangat inovasi atau mati,” ujar Menaker Hanif sambil mengepalkan tangan. Ada dua tujuan yang ingin dicapai dengan hadirnya Ruang Inovasi. Pertama, memperdalam keahlian generasi millenial yang menyukai dunia digital. Kedua, memfasilitasi anak-anak muda yang memiliki kreativitas untuk mengembangkan industri-industri yang berbasis startup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar