Afganistanmenolak laporan adanya kemungkinan dialog dan negosiasi langsung antara Amerika Serikat dan kelompok Taliban. Sejumlah pejabat Afganistan menegaskan, perundingan apa pun merupakan proses yang harus dilakukan dan dipimpin pemerintah Kabul. ”Perundingan perdamaian hanya akan diadakan di bawah kepemimpinan dan dilakukan pemerintah Afganistan. Tapi Amerika Serikat dapat berperan sebagai fasilitator,” ujar Wakil Juru Bicara Kepala Pemerintahan Republik Islam Afganistan, Omid Maisam, kemarin. Gulbuddin Hekmatyar, pemimpin Hizb-e-Islami, mengatakan Amerika telah berkonsultasi dengannya tentang prospek pembicaraan langsung dengan Taliban untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afganistan. Kepada Amerika, Hekmatyar mengatakan telah menyarankan agar Taliban masuk ke dialog antar-Afganistan. “Karena itu baik untuk membantu menyelesaikan krisis di Afganistan. Tapi jika Taliban ingin bertemu dengan Amerika, saya tidak melihat ada masalah dengan itu dan Amerika dapat memulai negosiasi,” ucap dia. Hizb-e-Islami, yang berarti Partai Islam, merupakan organisasi yang dikenal memerangi pemerintah komunis Afganistan. Sekutu dekat mereka adalah Uni Soviet—sekarang Rusia. Kelompok ini telah menjalani rekonsiliasi bersama kelompok lainnya di Afganistan.
Kabar adanya rencana dialog Amerika dengan Taliban bermula dari komentar Jenderal John Nicholson, Panglima Pasukan Amerika di Afganistan. Dia melontarkan komentar itu setelah melihat peristiwa yang belum pernah terjadi tentang anggota Taliban tidak bersenjata yang berbaur dengan militer Afganistan di jalan-jalan di Ibu Kota Kabul dan kota-kota lain ketika berlangsung gencatan senjata pada bulan lalu. Nicholson, yang memimpin misi Resolute Support pimpinan NATO, mengatakan Amerika memiliki peran kunci dalam upaya perdamaian. Dia juga mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menyebut Amerika siap berbicara dengan Taliban serta mendiskusikan peran pasukan internasional. “Kami berharap mereka menyadari upaya ini dan akan ikut memajukan proses perdamaian.” Namun Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO membantah laporan bahwa Amerika siap bernegosiasi langsung dengan milisi Taliban. Juru bicara Resolute Support, Letnan Kolonel Martin O’Donnell, mengatakan Amerika hanya mengeksplorasi “semua jalan” untuk mendorong proses perdamaian di Afganistan. “Tapi semua upaya itu tetap dipimpin Afganistan.” Adapun juru bicara kelompok Taliban yang berada di Qatar mengatakan kelompok itu belum dihubungi pejabat Amerika. “Tapi, jika ini terjadi, kami akan menyambut langkah tersebut.” Nazar Mohammad Mutmaeen, analis politik, mengatakan perpecahan internal dalam pemerintahan tidak membantu dan upaya untuk membawa Taliban ke meja perundingan juga gagal.“Afganistan menderita akibat perselisihan internal. Upaya mereka menekan pemerintah Pakistan untuk membawa Taliban ke meja perundingan dan konferensi di Arab Saudi juga belum membuahkan hasil,” kata Mutmaeen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar